- Andrew's Newsletter
- Posts
- Strategi Content: Patagonia
Strategi Content: Patagonia
Total Read time: 2 min
Brand: Patagonia
Bisnisnya Apa?
Patagonia ini brand pakaian dan perlengkapan outdoor dari US ⛰️
Mereka terknal banget sama komitmen dan kepedulian sama lingkungan hidup.
Strategi Content & Marketing:
Mereka punya Channel YouTube namanya @patagonia (450K Subs 🔥)
Salah satu tipe konten yang mereka produksi: Short Movies 🎥
Ini beberapa contohnya:
Target Customers di Konten?
Dari bentuk konten (Long-form video) & juga channel yang dipilih (YouTube)
Kemungkinan besar target customer dari konten ini adalah orang-orang yang punya ketertarikan dengan isu-isu lingkungan.
Yang sebenarnya target customers dari produk yang Patagonia jual.
Customers Stage: 📣 Awareness 📣
Benefits ke Customers & Bisnis?
#1 Buat Customers: Customers bisa dapat “Free” high-quality educational content soal isu yang mereka peduliin: Lingkungan
#2 Buat Patagonia: Patagonia bisa menjangkau orang-orang dengan “nilai” yang sama dengan Patagonia.
Jadi membangun “awareness” di awal, dan lama kelamaan menjadi “percaya” dengan patagonia sebagain brand.
Performance Konten?
Kita cek 3 content yang di atas ya:
#1 Artifishal: The Fight to Save Wild Salmon: 4.8M Views. 27K Likes. 2K Comments
#2 Fishpeople: Lives Transformed by the Sea: 3.2M Views. 50K Likes. 1.4K Comments
#3 Treeline | The Secret Life of Trees: 2.1M Views. 22K Likes. 700 Comments
3 Hal yang Bisa Kita Contek:
#1 Ga Melulu Hard-Selling 💰️: Berani untuk bisa lakuin yang brand lain ga lakuin, bangun content strategy untuk membangun “trust”, bukan cuma “jualan”
Berani buat lakuin hal yang “lebih susah” dari yang competitors lakuin untuk jadi “beda”
#2 Perdalem Storytelling 🔈️: Makin ke sini yang bisa buat brand kita beda sama brand lain adalah kemampuan utk bisa “bercerita”
Jadi penting untuk bisa tanya: “Cerita apa yang bisa kita bangun yang target customers kita bakal peduli?”
#3 Konsisten 🚂: Berani untuk play the long-game. Jadi lakuin sebuah strategi terus menerus dalam jangka waktu yang lama.
Tapi a long the way tetap penting untuk bisa lakuin “continuous improvement”
Reply